Rabu, 28 Oktober 2015



PSIKOLOGI HUMANISTIK


Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia.
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu,
 pertama psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia.  
Kedua, ia menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia. 
Ketiga, ia menawarkan metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi.

Sejarah singkat psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1.    Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2.    Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3.    Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4.    Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5.    Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah satu tokohya adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya,
Dalam dunia psikologi Rogers selalu dihubungkan dengan metode psikoterapi yang dikemukakan dan dikembangkannya. Terapi yang dikemukakannya itu dinamakan: non-directive therapy atau client centered therapy.
Non-directive therapy :
1.    Secara historis lebih terikat kepada psikologi daripada kedokteran
2.    Mudah dipelajari
3.    Untuk mempergunakannya dibutuhkan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai diagnosis dan dinamika kepribadian
4.    Lamanya perawatan lebih singkat jika dibandingkan misalnya dengan terapi secara psikoanalistis.

konselor dapat membantu klien untuk mengemukakan pengertiannya dan rencana hidupnya. Untuk memungkinkan pemahaman ini konselor diharapkan bersifat dan bersikap:
Menerima (Acceptance)
Kehangatan (Warmth)
Tampil apa  adanya (Genuine)Empati (Emphaty) 
Penerimaan tanpa  syarat (Unconditional positive  regard)
.Transparansi (Transparancy)
Kongruensi (Congruence)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar