referensi : human develoment edition 12
Diana E.Papalia,Ruth Duskin Feldman,
Anak dalam Keluarga
Anak di usia
sekolah mengahabiskan banyak waktu luang di luar rumah untuk berkunjung dan
bersosialisasi dengan teman sebayanya, mereka juga menghabiskan waktu di
sekolah dan belajar serta meluangkan sedikit waktu untuk makan bersama keluarga.
Namun, tetap saja rumah dan keluarga adalah bagian penting dari perkembangan
anak. Penelitian menyatakan bahwa waktu makan keluarga berhubungan dengan
kesehatan dan kejahteraan anak. Dalam sebuah survei menyatakan 56 persen
keluarga memiliki anak usia sekolah melaporkan sebanyak 6 – 7 kali setiap
minggu makan bersama dengan keluarga. Hal ini merupakan berita bagus bagi
kesehatan dan kesejahteraan anak.
Berikut
contoh hal yang positif dari kegiatan makan bersama keluarga:
-
Mengurangi
resiko anak menggunakan obat terlarang, remaja yang makan teratur dengan
anggota keluarga ternyata cenderung kurang tertarik untuk merokok dan
penyalahgunaan obat terlarang.
-
Meningkatkan
kesadaran akan tradisi keluarga, ikut serta saat makan keluarga umumnya
menawarkan kesempatan pada anak untuk belajar dan mengidentifikasi tradisi
budaya.
-
Menggurangi
masalah emosional dalam anggota keluarga, makan bersama berdampak positif pada
hubungan komunikasi yang erat dan harmonis antara orang tua dan anak.
Seperti yang
kita ketahui pengaruh paling penting bagi perkembangan anak berasal dari dalam
keluarga itu sendiri. Dibawah ini macam-macam faktor yang mempengaruhi anak dari dalam keluarga.
1- SUASANA/ATMOSFER
KELUARGA
Pengaruh
paling penting dari lingkungan keluarga
bagi perkembangan anak yaitu berasal
dari suasan dalam rumah. Apakah
suasana/atmosfer keluarga cenderung mendukung dan mencintai anak atau malah
penuh dengan konflik. Jika anak selalu menyaksikan pertengkaran dalam keluarga
dan pengasuhan terhadap anak tidak efektif (buruk). Cenderung menunjukan
tingkat perilaku internalisasi seperti kecemasan, ketakutan, dan depresi. Serta
perilaku eksternalisasi seperti agresif, perkelahian, ketidakpatuhan, dan
permusuhan.
a-
Pengontrolan
perilaku dan kerja sama terhadap aturan-aturan
Selama masa
anak-anak,kontrol perilaku secara bertahap beralih dari orang tua ke anak.
Kemudian pertengahan masa anak-anak akan
beralih ke tahapan yang disebut coregulation (tentang kerja sama untuk
menjalankan aturan). Saat anak menikmati momen mengatur diri sendiri namun
orang tua harus tetap melakukan pengawasan terhadap anak.bentuk peralihan pada
kerja sama dalam menjalankan aturan memengaruhi cara orang tua mengatasi
kedisiplinan,untuk mengatasi hal tersebut orang tua selalu menggunakan teknik
induktif bagi anaknya yang berusia sekolah. Contohnya orang tua membiarkan anak
untuk mengetahui bahwa dia harus siap dengan konsekuensi dan dampak dari
perilaku yang dilakukan sang anak. Dan sebagian orang tua juga memodifikasi penggunaan kedisiplinan secara fisik
seperti memukul anak yang bersalah diakhir usia 10 tahun,padahal hukuman
seperti ini akan berpengaruh negatif pada anak yang memicu hubungan buruk
antara orang tua dan anak ketika dia remaja nanti.
b-
Dampak
pekerjaan Orang tua
Banyak studi
tentang hubungan pekerjaan orang tua dengan kesejahteraan anak di fokuskan pada
pekerjaan ibu. Sering kali ibu tunggal harus bekerja untuk mencegah bencana ekonomi. Padahal
dengan bekerja ibu tidak akan dapat mengoptimalkan waktu yang dimilikinya untuk
bersama anak-anaknya sehingga sulit dijadikan panutan bagi anaknya. Bagi orang
tua terutama ibu mengawasi anak lebih
penting dari pada bekerja untuk menghasilkan uang. Dalam analisis dari 68 studi anak merasa lebih baik di sekolah jika ibu
mereka pergi bekerja karena dalam sekolah anak bisa mendapat pendidikan yang
baik.
c-
Kemiskinan
dan pengasuhan
Analisis
Vonnie McLoyd menjelaskan dampak kemiskinan memicu timbulnya distres psikologis
pada orang dewasa yang berdampak pada
bagaimana mereka mengasuh anak dan akhirnya pada masalah emosi,perilaku dan
akademis pada anak. Orang tua yang hidup dalam kemiskinan menjadi
cemas,depresi,dan mudah tersinggung sehingga kurang menunjukkan kasih
sayang dan respondif pada anak,keadaan
yang demikian cenderung membuat anak depresi,selalu bermaslah dalam
kelompoknya,kurang percaya diri dan akhirnya berujung tindakan antisosial. Namun hal tersebut dapat dielakan
dengan pengasuhan yang efektif,menekan konflik keluarga dan kemarahan serta
meningkatkan kekompakan dan kehangatan dalam keluarga sehingga dapat menyangga
dampak-dampak negatif tersebut.
2- STRUKTUR
KELUARGA
Anak
cenderung melakukan hal yang baik jika bersama dengan kedua orang tua yang
terus bersama dalam pernikahan,daripada perceraian,tanpa pernikahan,orang tua
tunggal dan keluarga tiri. Perbedaannya juga lebih kuat untuk anak yang tumbuh
dan berkembang dalam keluarga yang utuh karena anak dapat hidup dalam atmosfer
keluarga yang lebih baik,ini akibat pola pengasuhan yang efektif dan lebih
dekat dengan kedua orang tua sehingga tidak memicu stres. Maka struktur
keluarga yang demikianlah yang diharapkan anak. mulai dari bagaimana hubungan
orang tua dan cara pengasuhan orang tua.
Namun ada beberapa golongan keluarga dengan struktur keluarga yang
berbeda dan menimbulkan efek tertentu
pada anak.
Contoh
struktur keluarga yang berbeda
seperti :
1-
Ketika
orang tua bercerai
2-
Tinggal
dalam keluarga dengan orang tua tunggal
3-
Tinggal
dengan keluarga tanpa pernikahan
4-
Tinggal
dengan keluarga tiri
5-
Tinggal
dengan keluarga gay atau lesbian
6-
Tinggal
dengan keluarga adopsi
3- HUBUNGAN
DENGAN SAUDARA KANDUNG
Ikatan saudara dalam masyarakat desa yang biasanya memiliki anggota keluarga yang
banyak sehingga menuntut anak yang lebih tua bekerja untuk membantu kebutuhan keluarga dan juga menjaga
anggota keluarga yang lebih muda,sementara di kota besar kebanyakkan saudara
lebih sedikit berjarak jauh dalam usia dan pada umumnya orang tua mereka tidak membebani anak yang lebih tua
untuk menjaga saudara yang lebih muda dan orang tua lebih berperan dalam
pemenuhan kebutuahan hidup juga memberikan perhatian pada tiap-tiap anak. Dan
untuk hubungan antara anggota keluarga sebuah studi membuktikan bahwa perubahan
hubungan diluar persahabatan misalnya mengarah pada kecemburuan dan hilangnya
keakraban dalam bersaudara sering
terjadi saat usia 7-9 tahun,walaupun pada dasarnya mereka akan berbaikan
lagi setelah bertengkar karena mereka sadar akan lebih sering bertemu dan
membuat mereka belajar bahwa ekspresi kemarahan tidak akan dapat memutuskan
persaudaraan begitu saja. Dan harus di ketahui bahwa hubungan orang tua dan
anak yang hangat dan penuh afeksi akan mempengaruhi hubungan yang positif dan
baik pula dengan saudara kandungnya,begitu juga sebaliknya.
SOAL PILIHAN GANDA :
1-
teknik
yang selalu digunakan orang tua dalam mengatasi kedisiplinan anak di usia
sekolah ialah.....
a-
teknik
deduktif
b-
teknik induktif
c-
teknik
coregulation
d-
kedisiplinan
fisik
2-
Berikut
pengertian coregulation kecuali....
a. mengenai kerjasama menjalankan aturan
b. kerjasama dalam berbagi kekuasaan
c. kerjasama mengontrol perilaku
d. mengatur
diri sendiri
3-
Berikut
disiplinan secara fisik yang kadang digunakan orang tua pada anak....
a. hukuman dengan nasehat
b. hukuman dengan mengerjakan tugas-tugas rumah
c. hukuman dengan potongan uang jajan
d. hukuman dengan memukul bagian badan
4-
Orang
tua sebaiknya tidak menggunakan hukuman fisik pada akhir usia anak....
a. awal 16 tahun
b. akhir 17 tahun
c. akhir 10 tahun
d. akhir 18 tahun
5-
Berikut
dampak positif makan bersama dalam keluarga kecuali...
a.
Mengurangi
resiko penggunaan obat terlarang pada anak
b.
Meningkatkan
kesadaran akan tradisi budaya berpartisipasi
c.
Mengurangi
masalah emosional
d.
Menimbulkan efek ketidak harmonisan dalam keluarga
6- Konflik dalam pernikahan serta
pengasuhan yang buruk akan meningkatkan perilaku...............pada anak
a. perilaku internalisasi dan intropet
b. perilaku intropet dan ekstropet
c. perilaku internalisasi dan eksternalisasi
d. perilaku ekstropet dan internalisasi
7-
Peranan saudara kandung yang berada di
desa ialah.....
a.
Membantu bekerja dan menjaga anggota keluarga
b.
Menjaga
saudara kandung
c.
Menjadi
tulang punggung keluarga
d.
Mengajari
saudara kandung